Selamat Datang dan Selamat Membaca

CATATAN

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat membuat dan menyusun Blog ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam Blog ini saya membahas mengenai Materi-materi yang dipelajari ketika mengikuti mata kuliah Statistika Dasar.

Blog ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan informasi dari berbagai buku dan link juga untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan dan pembuatan Blog ini, dimana Blog ini sendiri dibangun untuk memenuhi salah satu proyek mata kuliah Statistika Dasar dengan dosen pengampu Bapak Apit Fathurohman, S. Pd., M. Si. Tak dapat dipungkiri bimbingan dari dosen pengampu saya sangatlah penting dan mengambil andil tersendiri dalam pembuatan Blog ini, Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada isi maupun tampilan Blog ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun bagi Blog ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Blog ini.

Akhir kata semoga Blog ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Palembang, November 2014
Pembuat Blog

Desty Permata Sari
(06111381320004)

Kamis, 20 November 2014

STATISTIKA - POPULASI, SAMPEL, DAN PENGUJIAN NORMALITAS


BAB III
POPULASI, SAMPEL, DAN PENGUJIAN NORMALITAS

A.  Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

B.   Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan populasi dan hasil penelitian dapat diterapkan keseluruh populasi.

C.   Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling bisa dibagi dua yang terlihat pada gambar di bawah ini:


Macam-Macam Teknik Sampling
  1. Probability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

               a.      Simple Random Sampling
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.  Dilakukan bila populasi dianggap homogen.

                b.      Proportionate Stratified Random Sampling
Bila populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh : Karakteristik pegawai suatu departemen :
S-1  = 45 , S-2 = 30, STM =  800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300

                 c.       Disproportionate Stratified Random Sampling
Digunakan bila populasi berstrata kurang proporsional
Contoh S3 = 3, S2 = 4, S-1 = 90, SMU 800, SMP = 700
Semua sample S-3 dan S-2 diambil semuanya

                  d.      Cluster sampling
Bila objek yang diteliti sangat luas, misal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten

Caranya :
Sampel ditentukan bertahap dari wilayah negara sampai kabupaten, setelah terpilih sampel terkecil baru sampel dipilih secara acak

Contoh : Indonesia terdiri atas 33 propinsi, sampelnya akan diambil misalnya 15 propinsi secara acak.
Setiap propinsi berstrata tidak sama, ada yang padat ada yang tidak, ada hutannya banyak/tidak, ada yang barang tambangnya banyak atau tidak, dll

2. Nonprobability Samling

Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur/anggota poulasi untuk dipilih menjadi sampel

               a.   Sampling Sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan  yang telah diberi no urut
Misal : anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dan telah diberi no urut
Pengambilan sampelnya bisa  no ganjil saja atau genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu

                  b.   Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi dengan ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Contoh : penelitian kepuasan layanan mau dilakukan terhadap 100 orang pembeli mobil avanza, maka selama belum tercapai 100 orang, , penelitian belum dianggap selesai

              c.    Sampling Insidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok.

              d.   Sampling Purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
Contoh : penelitian tentang kualitas makanan, maka sampelnya harus ahli makanan.

             e.   Sampling Jenuh (sensus)
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sering digunakan jika populasinya kurang dari 30

             f.     Snowball Sampling
Teknik pengumpulan sampel, yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar
Contoh : meneliti provokator kerusuhan/jaringan teroris
  1. Contoh Menentukan Ukuran Sampel
Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata).

Dengan menggunakan Tabel 3.1 bila jumlah pupulasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258, karena populasinya berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan pupulasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 13, Sarjana Muda (SM) = 77, SMK = 129, SMP = 26, dan SD = 13.

S1            =  50/1000      ×    258                =  12,9  =  13
SM          =  300/1000    ×    258                =  77,4  =  77
SMK        =  500/1000    ×    258                =  129   =  129
SMP        =  100/1000    ×    258                =  25,8  =  26
SD           =  50/1000      ×    258                =  12,9              =  13
Jumlah                             258     =  258

Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 = 258. Jumlah yang pecahan bisa dibulatkan, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 77 + 129 + 26 + 13 = 258.
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan  (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258. Gambaran jumlah populasi dan sampel dapat ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut:



Sampel yang diambil dari populasi berstrata dengan kesalahan 5%
  1. Cara Menentukan Anggota Sampel
Untuk Probability sampling (peluang sama)/random sampling :
  1. Dengan bilangan random, komputer atau undian
    1. Bila dengan undian, harus diberi nomor
    2. Harus memiliki peluang yang sama (dipulihkan)
  1. Normalitas Data
a.Kurva Normal
1)  Asumsi data variabel  membentuk distribusi normal
2)  Bila data tidak normal, teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk analisis
Suatu data  membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya

    KURVA NORMAL   STANDAR
RATA-RATA 0, SIMPANGAN BAKU 1,2,3
             
  1. Contoh Penggunaan Kurva normal
Terdapat 200 mahasiswa  yang ikut ujian mata kuliah statistik.  Nilai rata-ratanya adalah 6 dan simpangan bakunya adalah 2.  Berapa orang yang mendapat nilai 8 ke atas ?
Jawab  :
_
Rata-rata ( x)               = 6
S                      = 2
Maka
_
z           =  (xi  -  x  )      =   (8 – 6)         =  1 = 34,13 %
s                       2
Harga 1, menunjukkan prosentase jumlah mahasiswa yang mendapat nilai 6 – 8.
Dengan demikian prosentase yang mendapat nilai 8 ke atas adalah :
50 % – 34,13 %  =  15,87 %  =  15, 87 % x 200  =  31,74 orang
Dibulatkan  = 32 orang
Keterangan : 50 % adalah setengah kurva di atas mean (rata-rata)

  1. c.       Pengujian Normalitas Data

  • Statistik parametris didasarkan atas asumsi bahwa data setiap variabel dianalisis berdasakan distribusi normal.
  • Sebelum menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu.
  • Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, sehingga digunakan statistik non parametris.
  • Penyebab ketidaknormalan data : kesalahan alat dan pengumpulan data.
  • Pengujian normalitas data menggunakan Chi Kuadrat (Χ2), dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A) atau (B : A)
  • Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal.

           
Distribusi data yang akan diuji normalitasnya
Semua Data harus dikelompokkan menjadi  6 kelas, sesuai 6 bidang kurva normal
Contoh

Misalkan sebaran nilai statistik 150 mahasiswa adalah sebagai berikut :

 INTERVAL  F 
13 – 2728 – 42 43 – 57
58 – 72
73 – 87
88 – 102
321 56
45
21
4

Langkah-langkah

  1. Menentukan jumlah kelas interval.  Jumlah kelas interval disesuaikan dengan jumlah bidang = 6
  2. Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = (Data terbesar – Dat terkecil)
6
  1. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menguji harga chi kuadrat hitung
  2. Menghitung fh (frequensi yang diharapkan)
Prosentasi luas tiap bidang kurva x jumlah total data
  1. Menghitung total  (fo-fh)2
fh
  1. 6.   Membandingkan harga chi Kuadrat Hitung dengan Chi Kuadrat Tabel.  Jika Chi kuadrat hitung lbih kecil dari chi kuadrat Tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih bsar dinyatakan tidak normal

Tabel Penolong untuk pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat

 INTERVAL   Fo  Fh = ( % x n)   Fo-fh   (fo-fh)2   (fo-fh)2fh
13 – 27
28 – 42
43 – 57
58 – 72
73 – 87
88 – 102
3
21
56
45
21
4
42051 51
20
4
-115 -6
1
0
1125 36
1
0
0,250,050,49 0,70
0,05
0
JUMLAH
150
 150  0

1,55


Bandingkan Chi Kuadrat Hitung dengan Chi Kuadrat Tabel
Chi Kuadrat Hitung                   = 1,55
Chi Kuadrat Tabel dengan :
db = 6-1                                                : 5
tingkat kesalahan                     : 5 %
Adalah                                      :  11,070
Kesimpulan :
Jika Chi Kuadrat  Hitung < Chi Kuadrat Tabel, maka data dinyatakan normal, tapi
Jika Chi Kuadrat  Hitung > Chi Kuadrat Tabel, maka data dinyatakan tidak normal,
Hasil  :
Karena Chi Kuadrat  Hitung (1,55) < Chi Kuadrat Tabel (11,070), maka data dinyatakan normal,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar